Pages

Thursday, June 29, 2017

The Eighty-four of Saints; Narasi Memori Tionghoa di Indonesia

Terima kasih bagi yang sudah berkomitmen untuk ikut project penarasian memori "Ada Aku di antara Tionghoa dan Indonesia".*

*Menjura

1. Yuliati Umrah, aktifis anak, Surabaya.

2. Supri, GUSDURian Banjarmasin

3. Ellen Nugroho, EIN Institute, Semarang

4. Michael Andrew, Aktivis Roemah Bhinneka dan Mahasiswa S1 Fakultas Filsafat Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (Non-Frater/Non-Seminaris), Surabaya

5. Pdt. Surya G, GKI Semarang

6. Muhammad Bintang Akbar, mahasiswa S1 Pendidikan Sejarah UNY, Jogja

7. Freddy Mutiara, dosen Ubaya

8. Eve Jap, sedang menyelesaikan tesis di STT Harvest

9. Rovien Aryunia, profesional SDM dan aktivis MAFINDO.

10. Priyo Sambadha, Puan Amal Hayati Ciganjur, Jakarta.

11. Kristanto Tatok, teolog, GUSDURian Jatim.

12. Andreas Kristianto, aktifis GKI, GUSDURian

13. Affandi, dosen UNIM Mojokerto

14. Antonius Herujiyanto, dosen Sanata Dharma

15. Alim Tobing, SSi, Apt, RFP, Vihara BDC Surabaya

16. Muliasari Kartikawati, dosen UC, GUSDURian Jombang

17. Robi Dharmawan, GEMA INTI Jawa Timur, Surabaya

18. Adi Sujatmika Tjiong (Acong), blogger, dosen Ubaya, relawan Savy Amira Surabaya, co-founder & kontributor growthia.net, penggiat kebhinnekaan.

19. Aan Anshori, JIAD, GUSDURian Jombang

20. Sujoko Efferin, dosen Ubaya.

21. Michelle Angelia, mahasiswi S2 Ubaya

22. Mefangna Wibowo, mahasiswi S2 Ubaya

23. Pietra Widiadi, aktifis lingkungan

24. Herman Saputra Kwan, pengusaha dan aktivis sosial, Surabaya.

25. Virgo TS Anggoro, aktifis, penatua GKI Madiun

26. Jodi Galajapo, aktifis budaya, Sidoarjo.

27. Pdt. Reza Syaranamual, konselor aktifis perdamaian, Maluku.

28. Hillary Syaranamual, penggiat interfaith, Ambon.

29. Rahmat Hidayat, S2 Filsafat Agama UIN Sunan Ampel, Surabaya.

30. Kartika Ratnasari, pendidik anak berkebutuhan khusus, Mojokerto.

31. Samanera Chang Shi, BDC Surabaya

32. Deddy Marciano, dosen Ubaya, konsultan keuangan

33. Advent Sarbani, Akademi Sekretaris Widya Mandala Surabaya

34. Erfan Sutono, M.H., Generasi Muda Khonghucu.

35. Sugiandi Surya Atmaja, MATAKIN, Jakarta.

36. Ongky Setio Kuncono aktifis dialog antar iman, dosen Agama Khonghucu di berbagai perguruan tinggi.

37. Ronald Hartono, Gema INTI Makassar, Sulsel

38. Arif Muzayin, aktifis Post Institute, Blitar

39. Iryanto Susilo, aktifis Rumah Bhinneka, alumni Sinlui 81, Surabaya.

40. Js. Inggried Budiarti, rohaniawan, aktif di DPK&FKDM Tegal Jawa Tengah

41. Putu Anom Mahadwartha, dosen Ubaya, konsultan, Surabaya

42. Astuti Parengkuh, aktifis perempuan dan anak, Solo

43. Laili Anisah, aktifis perempuan, studi S2 Ilmu Hukum UGM, Jombang

44. Abaz Zahrotien, M.Hum, Jurnalis, GUSDURian Temanggung

45. Aang Fatihul Islam, dosen STKIP Jombang.

46. Najib Ilmi, penggerak Jaringan GUSDURian Malang

47. Heri Pratono, dosen Ubaya, pemerhati multikultiralisme, Surabaya.

48. Liza Kusuma, ibu rumah tangga, penggiat pluralisme dan kebangsaan, Surabaya.

49. Tonny Dian Effendi, dosen HI dan peneliti pada pusat kajian Etnis dan Diaspora Sosial Universitas Muhammadiyah Malang

50. Debby R Santosa, wiraswasta, anggota Perhimpunan Indonesia Tionghoa Malang Raya

51. Halim Eka Wardhana, redaktur bulletin berkala PSMTI Cirebon.

52. Pdt. Steve Suleeman, teolog dan dosen STT Jakarta, aktifis gender dan seksualitas.

53. Shitavadhani Devi, pengusaha, Notaris/PPAT, dosen dan aktivis, Surabaya

54. Djoko Pratomo, penggerak FORMAGAM, GKI Gresik

55. Daisy Irawan, saintis, Jakarta

56. Woro Wahyuningtyas, aktifis, Direktur JKLPK, Jakarta

57. Linna Gunawan, pendeta di GKI Kayu Putih, Jakarta

58. Novita Sutanto, pendeta di GKI, Jakarta

59. Dian Lestariningsih, peneliti dan nona Rumah Lestari, Jogja

60. Abel Kristofel, mahasiswa teologi di SAAT Malang

61. Carmia, mahasiswi teologi, Malang

62. Rebeca Harsono, aktivis pembela hak perempuan, mendamping Cina  Benteng, Tangerang

63. Soka Handinah Katjasungkana  aktivis LBH APIK Semarang

64. Fitria Sari, aktivis hak reproduksi perempuan, Pasuruan.

65. Dede Oetomo, dosen, aktifis dan pendiri GAYa NUSANTARA, Surabaya

66. Vivid Sambas, penggiat perdamaian, Surabaya

67. Siti Mazdafiah, penggiat perempuan di Savy Amira, Surabaya

68. Dony Setyawan, penulis dan pendeta di GKJ, Salatiga

69. Olin Monteiro, aktivis perempuan, Jakarta

70. Maria Engeline Santoso, dosen UI, Perempuan Khonghucu Indonesia (PERKHIN), Depok

71. Irmia Fitriyah, feminis, Surabaya

72. Damairia Pakpahan, aktivis perempuan, Jogja

73. Eddy Suprapto, aktivis dan jurnalis, Jakarta

74. Poedjiati Tan, dosen UC, aktivis, penulis dan co-founder www.konde.com, Surabaya

75. Khanis Suvianita, aktifis dan dosen, Surabaya

76. Renata Arianingtyas, aktifis HAM, Jakarta

77. Zastrouw al-Ngatawi, budayawan NU, Jakarta

78. Dhyana Wijayanti, pendidik dan penulis, Klaten

79. Putri Widi Saraswati, dokter, feminis, Bandung.

80. Agnes Dwi Rusjiati, koordinator Aliansi Bhinneka Tunggal Ika Jogjakarta

81. Rika Theo, jurnalis, tengah studi S3 di Belanda

82. Nina Rossina, ibu rumah tangga, bekerja di LSM pertanian, Bali

83. Dr. Abigail Soesana, MA.,M.Th., M.Si., dosen dan aktifis kebhinnekaan, Surabaya

84. Humam Rimba, koordinator Jaringan GUSDURian Kebumen

No comments:

Post a Comment

Featured Post

JIWA YANG TERGODA HIKAYAT KADIROEN

Aku geregetan dengan Semaoen, ketua PKI pertama yang lahir di Curahmalang Sumobito Jombang tahun 1899 ini. Bukan karena ideologi dan ketokoh...