Setelah "membombardir" Pdt. Adon, Pdt. Maria dan Pdt. Theofanny dengan 11 pertanyaan menohok tentang kekristenan, puluhan mahasiswa/mahasiswi prodi Studi Agama-agama IAIN Purwokerto menyanyikan lagu Satu Nusa Satu Bangsa.
Gema lagu itu menelusup di setiap sudut ruang ibadah Gereja GKI Gatot Subroto Purwokerto, tempat pertemuan berlangsung selama lebih dari 2 jam. "Bagaimana caranya agar kita kuat menghadapi tekanan orang yang tidak setuju dengan kami yang masuk gereja?" tanya seorang mahasiswi.
Saya pun menjawab bahwa tidak semua orang akan bersetuju dengan semua tindakan kita, apalagi yang menyangkut relasi Islam-Kristen. Tugas kita adalah bersabar pada dua aras.
Pertama, hindari membenci orang yang pandangannya tidak sejalan dengan kita. Ingat, kataku, menurut Gus Dur setiap orang pada dasarnya baik. Jikapun tidak, maka ia sesungguhnya sedang dalam proses menuju baik. Itu sebabnya kita harus bersabar dalam menghadapi mereka.
Kedua, kesabaran juga perlu dimaknai sebagai keteguhan kita untuk konsisten melakukan apa yang kita anggap baik. Jika kita berhenti melakukan sesuatu karena cemoohan mereka, maka kita tergolong orang yang tidak sabar.
"Nah adik-adikku, ada ribuan mahasiswa di kampusmu namun hanya puluhan yang mampu berbuat seperti kalian saat ini; mendatangi gereja dan berdialog secara terbuka melucuti prasangka. Jangan pernah takut. Demi keragaman Indonesia, imani satu hal; semakin dibully maka kalian akan semakin sexy! _I am very proud of you!"_ kataku disambut tepuk tangan peserta.
_....Nusa bangsa dan bahasa, kita bela bersama._
Aan Anshori
IG @gantengpolnotok
Twitter @aananshori
https://youtu.be/v2oKWxObPCo
No comments:
Post a Comment