Aku tidak bermaksud kurang ajar, namun seandainya Gus Dur masih hidup, punya banyak waktu main gadget dan mencoba FaceApp untuk mengetahui bagaimana akan tampak dalam wujud feminin, sangat mungkin akan mirip gambar ini; foto ibunya -- bu nyai Solichah putri KH. Bisri Syansuri --kiai yang kabarnya sangat kokoh menjaga ortodoksi hukum Islam.
Dalam hukum Islam bergaya ortodok, perempuan adalah sepenuhnya penjaga medan domestik, bukan di arena publik.
Namun lihatlah putrinya, tampil berpidato di hadapan para habib dan banyak kiai, saat acara majelis ta'lim di Masjid Luar Batang Penjaringan Jakarta Utara. Entah tahun berapa.
Di forum tersebut, beliau setidaknya mengutip dua petuah yang kerap dinisbatkan kepada Sayyidina Ali karrama allohu wajhah menyangkut betapa pentingnya ilmu pengetahuan ketimbang harta benda. Mungkin dalam konteks kekinian; betapa pentingnya tembus Scopus, Sinta 1, 2 dan Sinta 3.
Bu nyai Solichah dalam pandanganku tergolong sakti. Betapa tidak, saat NU mengalami kontraksi hebat pada 1984 dan terbelah menjadi dua kubu; Cipete (KH. Chalid Mawardi dkk.) dan Situbondo (Gus Dur dkk.), beliau tampil menginisiasi rekonsiliasi.
Bayangkan, kultur NU yang sangat patriarkhi dan maskulin, kala itu --entah saat ini, terasa luluh dan lumer di hadapan perempuan berwibawa ini.
Sekira tanggal 10 September 1984, di Pesantren Ngelom Sepanjang, beliau menghadiri acara tahlilan. Dengan pengaruhnya yang sangat besar, ia sanggup "memaksa," para kiai-kiai besar dari dua kubu untuk membuat Maklumat Keakraban.
Maklumat bersejarah itu ditandatangani tujuh ulama terkemuka; KH. R. As’ad Syamsul Arifin, KH. Ali Ma’shum, KH. Idham Chalid, KH. Macrus Aly, KH. Masjkur, KH. Saifuddin Zuhri dan KH. Achmad Siddiq.
Sangat jelas bahwa orang tua bu Nyai Sholichah telah mendidiknya sangat optimal, sehingga membuatnya mampu melakukan kerja-kerja edukatif cum rekonsiliatif seperti ini.
Namun tahukah kalian siapa nama nenek dari Nyai Sholichah? Ini yang baru aku tahu. Menurut Wikipedia namanya Mariah --bentuk lain dari Maria, Mary, Mirriam, Merriam.
Ya, seperti nama ibunya Yesus.
*warkop Pasar Pithik Pasar Legi -- sebelum lockdown seperti Pasar Peterongan.
No comments:
Post a Comment