Pages

Monday, March 8, 2021

Nanda dan Kernel GKI

Kabar gembira itu akhirnya datang padaku. "Mas, aku mau ditahbiskan," kata Firmanda.

Jika boleh jujur, lebih dari 4 kali aku bertanya padanya kapan momentum paling didambakan seluruh kader GKI yang berproses menjadi pendeta tiba.

Menjadi pendeta di GKI mungkin seperti mahasiswa Ph.D, atau orang yang sedang berproses menghafal al-Quran atau bait Alfiyah ibn Malik -- penuh onak dan duri; menuntut tidak hanya kecerdasan dan intelektualitas namun juga kedewasaan, kerendahan hati dan kesabaran yang hampir tak terbatas, tujuh puluh kali tujuh kali. Aku sendiri tidak yakin akan lolos jika mencoba.

Entah faktor apa yang membuat Nanda mampu bertahan dalam proses panjang di GKI, namun marilah kita cukupkan untuk meyakini bahwa menjadi pendeta bukanlah proses yang sepenuhnya matematis dan logis, namun juga ada faktor lain, yakni divine calling. Faktor ini, meski minor, namun sangatlah menentukan.

Divine calling, ibaratnya, adalah kernel -- unsur mahapenting dalam sistem operasi komputer berbasis Linux. Sebagaimana kernel, divine calling tidaklah statis. Alih-alih, ia dinamis, menyesuaikan kebutuhan para penggunanya.

Kernel GKI sendiri telah bermetamorfosis sedemikian canggih; mendorong gereja yang awalnya berbasis etnis Tionghoa menjadi sebuah institusi kekristenan yang kompatibel dengan semangat keragaman Indonesia.

Untuk urusan kompabilitas ini, menurutku, kapasitas Nanda sudah sangat siap berproses dan melayani Indonesia melalui GKI. Hal ini setidaknya telah aku saksikan sendiri; bagaimana ia terlibat dalam kerja kolaboratif saat memimpin tim warna-warni mempersiapkan acara sahur keliling ibu Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid beberapa tahun lalu.

Ketika itu, pastori GKI Sepanjang benar-benar bertransformasi menjadi arena komuni global, tempat bertemunya para penggerak lintasagama mempersiapkan acara tersebut, siang-malam.1

Tidak mungkin hal ini terjadi jika seandainya kernel GKI tidak terbaharui setiap waktu. Interaksi GKI Sepanjang dengan banyak pihak akan senantiasa menjaga proses pembaharuan ini. Semakin kernel terupdate, semakin peran GKI Sepanjang dan GKI-GKI lainnya akan memengaruhi wajah kekristenan, dan itu akan berdampak pula terhadap situasi Indonesia yang sedang berjuang.

Selamat atas penahbisan Penatua Firmanda menjadi bagian penting dari kernel kependetaan di GKI dan kebinekaan Indonesia.(*)

 

1 Cerita tentang ini aku singgung dalam tulisan, “Ujian Cadar Natasya di Acara Bu Shinta,” https://www.terakota.id/%EF%BB%BFujian-cadar-natasya-di-acara-ibu-sinta-nuriyah-abdurrahman-wahid/

No comments:

Post a Comment

Featured Post

JIWA YANG TERGODA HIKAYAT KADIROEN

Aku geregetan dengan Semaoen, ketua PKI pertama yang lahir di Curahmalang Sumobito Jombang tahun 1899 ini. Bukan karena ideologi dan ketokoh...