Pages

Monday, December 27, 2021

Ada JM dan JT Dibalik Sengkarut Penolakan GKI Citraland

Dua inisial ini tiba-tiba "terseret," dalam pusaran ruwetnya pendirian GKI Citraland. Siapa dan bagaimana ceritanya?

Tulisanku berjudul "Jangan Menyerah, GKI Citraland!" mendapat respon beragam. Ada yang senang namun tidak sedikit yang merasa terusik kenyamanannya.

Aku sendiri tidak menyangka Pdt. Samuel dkk. di GKI Citraland memilih berani mengizinkanku menulisnya. Sebab, konsekuensinya berat.

Aku meyakini mereka tidak akan mudah menghadapi konsekuensi dari tulisanku, yang berisikan "aib," dan "kerapuhan," GKI Citraland memperjungkan gerejanya.

Bagaimana tidak rapuh; sudah lebih dari 11 tahun GKI Citraland berjuang dengan segala cara agar mampu mewujudkan gereja di lahan yang telah disediakan pihak developer.

Mereka rapuh karena upayanya digagaltotalkan secara tragis!

Kesuksesan panitia pembangunan gereja mengumpulkan tanda tangan sebanyak 160 warga sekitar tidak bermakna apapun karena "diveto" oleh lurah Lakarsantri dengan berbagai alasan.

Entah benar atau tidak, aku mendengar ada politisi kuat, dari dapil Lakarsantri, dibalik penolakan gereja tersebut. Tak perlu aku sebut namanya.

Namun tragisnya, diduga kuat, politisi ini justru berasal dari partai yang harusnya memperjuangkan pluralisme dan toleransi. Bukan malah sebaliknya.

Pascaviralnya tulisanku, situasi politik lokal Surabaya menghangat. Ada yang merasa kebakaran jenggot. Ada pula yang justru secara konkrit melakukan dukungan terhadap GKI Citraland. 

Salah satunya adalah Josiah Michael (JM), anggota DPRD Kota Surabaya dari PSI. 

Di beberapa media online, JM sangat menyesalkan adanya penolakan dari beberapa kelompok ormas kelurahan Lakarsantri. Menurutnya penolakan seperti ini harusnya tidak perlu ada di negara yang berbineka tunggal ika seperti Indonesia.

JM bukanlah satu-satunya politisi yang bergerak merespon masalah GKI Citraland. Ada nama lain, yakni John Thamrun (JT), anggota DPRD Kota Surabaya dari FPDI-P. 

JT sempat mengontakku melalui telpon untuk membicarakan masalah ini. Kami ngobrol sekitar 15-20 menit saat aku berada di bis menuju Jombang

"Tolong GKI Citraland dibantu ya, mas" aku menyusulinya dengan pesan WA setelah percakapan selesai.
"Tak perlu diminta pasti akan saya bantu, mas," jawabnya.



Aku selanjutnya mengontak beberapa teman di GKI dan Roemah Bhinneka, mengabarkan percakapan kamu dan bagaimana idealitas merespon kasus GKI Citraland.

Karena penat, aku tertidur sebentar di bis. Aku terbangun saat bis memilih lajur exit tol Tembelang Jombang.

Aku melihat pesan WA masuk dari JT. Isinya, kiriman foto beberapa orang, termasuk dirinya, sedang melakukan pertemuan di sebuah ruangan. 

Tampak ada orang yang sedang menuliskan sesuatu. Mirip sedang membubuhkan tanda tangan.

Tak seberapa lama ia mengirim foto lain melalui WA. Isinya, foto surat pernyataan tidak keberatan pembangunan gereja GKI di wilayah Lakarsantri. 

Surat ini ditandatangani 3 orang; Sujianto, ketua RW. 1; Armono, ketua RW. 4; dan Zainul Arifin, ketua LPMK Kelurahan Lakarsantri. 

Ini jelas kerja yang mengagumkan dari JT. Aku sangat mengapresiasinya. Sungguh. 

Aku merasa, baik PDIP maupun PSI telah mendemonstrasikan komitmennya menjaga Surabaya melalui kasus ini. Ini sekaligus pertanda ada harapan positif di Surabaya --cukup berbeda dengan nasib HKBP Jombang maupun Rumah Doa Kanaan GSJA Nganjuk. 

Senin, 27 Desember 2021, pukul 22.02. Whatsappku menyala. 

Pesan dari Sally Azaria -- teman dosen di Petra yang sekaligus politisi di PSI. 

Dia mengabariku kalau ia sudah melaporkan masalah ini ke JM. Dia kemudian mengirimkan link berita pernyataan JM di salah satu media -- berita yang sudah aku tahu. 

Aku berharap ia memberiku update informasi yang aku tidak tahu; semacam kabar gembira, semacam progress dari partainya.



Tak lama kemudian ia mengirim 2 foto pertemuan yang disertai forward narasi seperti ini.

"Hari ini Senin, 27 Desember 2021 pk. 15.00 bertempat di Polsek Lakarsantri, diadakan rapat memyangkut [sic] penolakan pembangunan gereja GKI Citraland.  Rapat tersebut dipimpin oleh Kasat Intelkam Polrestabes Surabaya AKBP Wimboko, SIK yang dihadiri juga oleh Josiah Michael anggota DPRD Kota Surabaya dan lurah Lakarsantri Pak Habib."

Aku kaget bercampur senang dan rasa tak percaya; kok bisa bergerak secepat ini.

"Sudah bisa dibangun. Laporan per hari ini," kata Sally.

Aku langsung meminta tolong ke Sally agar menyampaikan rasa terima kasihku pada Josiah Michael. 


"Tolong bilang ke Josiah, jerih payahnya akan dibalas Gusti dengan caraNya sendiri. Pasti," kataku pada Sally. Kalimat ini juga aku sampaikan ke JT juga.

"Iyaa Amin amin," jawab Sally dengan nada relijiyes.


Entah bagaimana akhir dari cerita drama pendirian GKI Citraland ini. Episodenya sudah berlangsung lebih dari sepuluh tahun -- lebih lama dari telenovela Marimar atau sinetron Tersanjung. 

Namun aku bersyukur dapil Kota Surabaya 5  --yang meliputi Kecamatan Asemrowo, Benowo, Dukuhpakis, Karangpilang, Lakarsantri, Pakal, Sambikerep, Tandes, dan Wiyung -- memiliki legislator seperti JM dan JT. (*)


No comments:

Post a Comment

Featured Post

JIWA YANG TERGODA HIKAYAT KADIROEN

Aku geregetan dengan Semaoen, ketua PKI pertama yang lahir di Curahmalang Sumobito Jombang tahun 1899 ini. Bukan karena ideologi dan ketokoh...