Bagaimanapun cucu adalah cucu --tak peduli apa warna kulitnya dan bagaimana ia dilahirkan. Hanya saja, urusannya kadang tidaklah sesederhana itu.
Aku telah menonton cukup banyak film Hollywood berlatar belakang kehidupan inter-rasial kulit hitam dan putih Amerika Serikat. Dari genre komedi-romantika hingga perbudakan. Aku suka film jenis ini dalam rangka belajar seputar stigma dan bagaimana peradaban kala itu meresponnya.
Hanya saja, film berjudul Black or White yang dibintangi Kevin Costner dan Octavia Spencer membuatku cukup terkejut dan tertegun. Ceritanya, menurutku, tidak terlalu biasa, aku jarang menemukannya. Itu sebabnya, 10-15 menit awal film ini, aku cukup bingung dengan jalur ceritanya.
Elliot Anderson (Costner) baru saja berduka karena istrinya meninggal akibat tabrakan. Mereka berdua kulit putih, mengasuh cucu satu-satunya, bernama Eloise Anderson (6 tahun). Dari marganya, kita tahu Eloise mewarisi marga Anderson. Padahal Eloise berkulit hitam.
"Amerika Serikat masih menganut madzhab laki-laki dalam pemberian marga. Apa iya ayah kandung Eloise --anak dari Elliot Anderson-- berkulit hitam? Rasanya tidak mungkin dua orang kulit putih memiliki anak berkulit hitam. Tidak mungkin. Apa yang sebenarnya terjadi? Ke mana gerangan orangtua Eloise," batinku bingung.
Aku semakin bingung manakala Rowena Jeffers (Octavia Spencer), Afro-Amerika, mendatangi Elliot untuk menawarkan mengasuh Eloise. Elliot mengamuk dan menolak tawaran tersebut. Pria ini kukuh mempertahankan kehidupannya bersama Eloise yang sudah dilakoni sejak gadis ini masih bayi.
Siapakah Rowena ini? Perempuan ini adalah nenek Eloise dari garis bapaknya. Ia ngotot ingin mengasuh Eloise atas dasar agar Eloise tidak kehilangan sejarah dirinya sebagai gadis berkulit hitam.
Meski Eloise dan Elliot menolak keinginan pengalihan perwalian namun Rowena bertekad ingin mengambil Eloise atas dasar kesamaan sebagai orang berkulit hitam. Perempuan ini bahkan menyewa pengacara, adiknya sendiri. Ia sangat yakin gugatannya atas perwalian Eloise akan dikabulkan, apalagi hakim yang menyidangkan kasus ini juga berkulit hitam.
Di pengadilan, Elliot diserang habis-habisan oleh pengacara Rowena; dari kebiasaannya mabuk hingga diprovokasi seputar kebenciannya terhadap orang berkulit hitam. Elliot melawan balik. Ia mati-matian mempertahankan Eloise, bahkan dengan cara membuka cerita seputar orangtua Eloise --cerita yang membuatku terhenyak,
Ibunya Eloise, berkulit putih, adalah anak satu-satunya Elliot, Saat masih dibawah umur, ia dihamili Reggie Davis. anak dari Rowena. Karena malu, ibunya Eloise melarikan diri dari rumah hingga suatu malam Elliot dan istrinya mendapat kabar dari rumah sakit; putrinya meninggal saat melahirkan Eloise.
Elliot dan istrinya sangat menyayangi Eloise. Itu sebabnya ia menyematkan marga Anderson setelah nama Eloise.
Lalu bagaimana dengan Reggie Davis, ayah kandung Eloise?
Dalam film tersebut, Reggie digambarkan sebagai pecandu narkoba. Ia tidak pernah muncul lagi saat tahu kehamilan terjadi. Saat Eloise lahir, ia juga tak menunjukkan batang hidungnya.
Reggie benar-benar tidak peduli dengan anaknya. Ia bahkan beberapa kali menemui Elliot, meminta sejumlah uang dengan janji tidak akan menuntut soal perwalian Eloise. Elliot terus menurutinya demi Eloise.
"Hingga hari ini, Reggie tidak meminta maaf dan menunjukkan rasa penyesalan diri sedikitpun atas kematian anak kami," kata Elliot di hadapan pengadilan.
Elliot tidak keberatan seluruh dunia memposisikan Reggie sebagai korban yang terluka atas peristiwa ini. Namun, ia tidak ingin orang seperti Reggie menularkan tabiat buruk pada Eloise -sungguhpun gadis ini adalah anak kandungnya.
"So, counselor, I'm not racially prejudiced, I just don't happen to want your little nephew's broken-down black ass anywhere near my granddaughter," tegas Elliot.
Akankah Elliot yang berkulit putih berhasil mempertahankan Eloise, cucu terkasihnya? Film ini benar-benar layak tonton. Kabarnya, Kevin Costner membiayai sendiri seluruh produksi film ini.
Selamat Tahun Baru!
No comments:
Post a Comment