Pages

Tuesday, March 26, 2024

KURMA; BUAH SANG MESIAH?


Jika kalian, para pengikut Gusti Yesus, masih meneruskan tradisi war takjil, jangan lupa memasukkan kurma dalam daftar perburuan. Buah ini, dalam al-Quran, memiliki kaitan sangat erat dengan perjuangan hidup-mati Maryam saat melahirkan Isa/Yesus. 


** 
Kurma, sebagaimana unta, kerap diolok banyak orang sebagai salah satu buah yang memiliki agama; Islam. Sangat mungkin karena buah ini kerap dikaitkan dengan berbagai kuliner-ilahia Islam. Jangan pernah pulang dari berhaji tanpa membawa buah kurma. Sangat tidak afdhol. 

Pasanganku dan Cecil sangat doyan kurma. Ia bisa membelinya hingga 4-5 kilogram seketika di olshop. Kadang aku berpikir ia dan Cecil adalah penyuka kurma garis keras. 

"Bagus untuk diet, mas" katanya.

Tentu aku sudah tahu narasi di atas. Yang secara sadar baru aku ketahui adalah kaitan kurma dengan Maryam, mamanya Yesus. Adalah Ning Um, bu nyaiku di Tambakberas yang menyegarkan kembali ingatan ini melalui Facebook beberapa waktu lalu.  

Aku tak pernah berfikir bahwa pohon yang disandari Maryam saat melepas penat dalam perjalanan solo bersama Yesus dalam kandungan adalah kurma. 

Al-quran memang memiliki narasi sendiri seputar proses kehamilan dan kelahiran Yesus. Jika dibandingkan dengan Alkitab; ada bagian yang sama namun ada juga yang berbeda. 

Salah satu yang berbeda adalah Maryam, dalam al-Quran, digambarkan melalui masa-masa sulit hamil hingga melahirkan secara SENDIRIAN --hanya ditemani secara virtual oleh Jibril. 

Dalam Alkitab, penggambarannya agak berbeda. Maryam diceritakan kerap ditemani Yusuf --sang tunangan (yang bukan papanya Yesus?) -- termasuk saat melakukan perjalan jauh mengunjungi Elisabeth; dari Nazaret ke Yehuda. 

Terhadap penggambaran Maryam berjuang sendiri atas kehamilannya dalam al-Quran, aku hingga hari ini terus berpikir; kenapa al-Quran memilih cerita seperti ini? Kenapa ia berbeda dengan 4 Injil yang telah ada -- Matius, Markus, Lukas dan Yohanes? 

Saking penasarannya, aku sempat bertanya Gemini Google; jika ada, dari mana cerita ini kemungkinan diadaptasi oleh al-Quran. Gemini angkat tangan, "The Quranic story regarding the birth of Jesus (referred to as Isa in the Quran) isn't explicitly attributed to any one source," 

Pada tahap selanjutnya, rasa penasaranku terus menggulir; pesan substantif apa yang sesungguhnya ingin disampaikan al-quran? Apakah kitab ini sedang meyakinkan pembacanya bahwa kehamilan tanpa bapak biologis merupakan hal yang mahasulit bagi perempuan, yang oleh karenanya ia dan bayinya bersifat suci tak boleh diolok? Atau seperti apa? 

Seperti halnya Hagar yang digambarkan mengalami masa sulit sendirian tanpa pasangan, melalui cerita Maryam, apakah al-Quran sedang mengobarkan keteguhan dan kemandirian perempuan pada masa-asa yang sangat sulit dan kompleks? Entahlah.

Maka, dia (Maryam) mengandungnya, lalu mengasingkan diri bersamanya (bayinya) ke tempat yang jauh.

Saat rasa sakit akan melahirkan memaksanya (bersandar) pada pangkal pohon kurma. Maryam berkata, “Oh, seandainya aku mati sebelum ini dan menjadi seorang yang tidak diperhatikan dan dilupakan (selama-lamanya). 

Di saat seperti ini, Jibril berseru kepadanya dari tempat yang rendah, meminta Maryam agar tidak bersedih, "Sungguh, Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya (pohon) itu akan menjatuhkan buah kurma yang masak kepadamu. Makan, minum, dan bersukacitalah engkau,"

Jibril mewanti-wanti kepada Maryam untuk menyiapkan semacam template jawaban seandainya bertemu orang dan ditanyai perihal bayinya,"Sesungguhnya aku telah bernazar puasa (bicara) untuk Tuhan Yang Maha Pengasih. Oleh karena itu, aku tidak akan berbicara dengan siapa pun pada hari ini."

Aku membayangkan Maryam berada di padang pasir, sendirian, bersusah payah dengan kehamilan 9 bulannya, hanya mengkonsumsi kurma dan air hingga ia melahirkan Isa/Yesus. Dua hal itu merupakan sumber nutrisinya, terutama kurma --buah yang berkontribusi pada kelahiran sang Mesiah.

**

Tidak. Aku tak hendak mengislamkan Yesus. Siapalah aku ini. Ia sudah bergelar Mesiah --sedemikan tinggi derajatnya. Bagiku, Islam juga mengakui hal itu dengan cara dan tradisinya sendiri --yang kadang masih dicurigai oleh mereka,  pengikut Yesus garis keras.

No comments:

Post a Comment