Pages

Sunday, June 16, 2024

DUA IBU: SARAH DAN HAGAR



Khusus menyongsong Idul Adha 2024, entah kenapa, aku tergerak menonton kembali His Only Son, film kontroversial yang dilarang tayang di Indonesia. Aku perhatikan kembali apa yang terjadi antara Sarah, Ibrahim dan Hagar.

Aku baru menyadari kompleksitas kedalaman cinta Sarah terhadap Ibrahim. Kedalaman ini menyebabkan perempuan ini terlilit peliknya relasi dengan suaminya. Sarah begitu yakin dengan nubuat yang diterima Ibrahim; bahwa lelaki ini dipilih tuhan untuk sesuatu yang lebih besar dari rumah tangganya.
Sarah tak ragu suaminya telah ditakdirkan akan memimpin sebuah bangsa. Hanya saja, ia merasa menjadi ganjalan bagi suaminya karena kemandulannya. 

Perasaan bersalah Sarah makin membuncah manakala Ibrahim datang padanya, mengabari jika Tuhan baru saja berbicara padanya; Tuhan akan memberinya keturunan langsung dari dirinya (Ibrahim). 

Saat mendengar ini, Sarah terasa tertampar mengingat ia tidak bisa memberi Ibrahim seorang anak. Entah apa yang merasukinya, ia kemudian meminta Ibrahim menggauli Hagar, pembantunya. Ia mengambil keputusan ini semata agar nubuat kenabian Ibrahim terlaksana.

Ibrahim menolak tawaran ini. Sarah kukuh bagai karang, tetap meminta Abraham dan Hagar bercinta. Malam hari, saat majikan dan pembantu ini bercinta, ia menangis sesenggukan di luar tenda. Hatinya hancur lebur membayangkan suaminya melenguh bersama Hagar. 

Rupanya, saat Hagar mengandung anak dari Ibrahim, Sarah menghadapi situasi psikologis yang makin berat. Ia merasa agak inferior di hadapan Hagar. Ya, Hagar dianggap lebih unggul ketimbang ia, majikannya, karena bisa mengandung, sedangkan ia tidak.

Aku membayangkan betapa beratnya keputusan yang telah diambil Sarah. Berat banget. Perubahan besar senantiasa meminta tumbal yang tidak mudah. Tumbal itu bernama kecintaan Sarah atas Ibrahim. 

"Terus gimana akhirnya, mas?" tanya pasanganku saat aku menceritakan kisah ini. 
"Entahlah, mbrut. Sarah dan Hagar adalah perempuan penting yang terjebak dalam kisah besar embrio munculnya sebuah peradaban baru," ujarku. 

Aku kini tak lagi berhasrat memihak Sarah atau Hagar. Bagiku keduanya adalah orang penting. Aku memihak keduanya; ibu para Yahudi, Kristen dan Islam. Aku bersyukur agamaku mengajarkan penghormatan atas Sarah dan Hagar beserta keturunan mereka.

Hormatku untuk beliau berdua.

Selamat Hari Raya Idul Adha.(*)

https://www.facebook.com/share/p/HJzbfL42aD7YLu1f/?mibextid=oFDknk

No comments:

Post a Comment