Pages

Tuesday, June 18, 2024

IDUL ADHA: PERAYAAN TERTAWANYA SARAH


Secara etimologi, aku baru tahu ternyata Idul Adha --hari raya yang identik dengan kurban dan penyembelihan-- erat kaitannya dengan tertawanya Sarah, istri Nabi Ibrahim -- ibunya Ishak. 


**

Selama ini aku tidak mempertanyakan, apalagi menyelidiki, kenapa Idul Adha diidentikkan dengan kisa penyembelihan salah satu anak Ibrahim. Aku mengira, semuanya sudah tertata dan terjustifikasi secara teologis maupun historis. bagiku tidak ada yang aneh dengan pengidentikan tersebut. 
Hanya saja, entah kenapa, kemarin aku iseng mencari tahu apa arti kata Adha. Aku berangkat dari memoriku, yang mengatakan kata tersebut ada kaitannya dengan tertawa atau tersenyum, hal-hal berkaitan dengan aktifitas terssebut. Memoriku yang terbatas ini tidak menyimpan arti Adha selain informasi tersebut. 

"Mungkin memoriku belum terupdate," gumamku,

Kata Adha merupakan bentuk Indonesia dari kata arab   أضحى -- (āḌ-Ḥā, dibaca ad-kha). Selanjutnya, kata arab ini aku masukkan dalam aplikasi باحث القرآني yang memungkinkanku menemukan kata ini dalam Al-Quran. 

Ketemu!

Aplikasi tersebut mengarahkanku pada QS. An-Najm 43; وَاَنَّهٗ هُوَ اَضْحَكَ وَاَبْكٰى (bahwa sesungguhnya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis).

Ternyata benar dugaanku, ad-kha berarti tertawa. 

Aku tidak puas, ingin menemukan berapa banyak diksi ad-kha --beserta derivasiya-- dalam al-Quran beserta seluruh artinya. Sebab, setahuku, dalam ilmu kitab suci, satu diksi bisa memiliki makna lebih dari satu. 

Aku kemudian membuka QS. an-Najm 43 di aplikasi Al-Quran milik developer Greentech. Aplikasi keren ini memungkinkanku tahu berapa jumlah sebuah diksi beserta turunan katanya. 

Greentech menunjukkan ada 10 ayat yang mengandung kata ad-kha dalam Al-Quran. Setelah aku cek, semuanya memiliki arti sama; tertawa/tersenyum dalam berbagai cerita dan konteks. Misalnya, QS.27:19-2 yang menceritakan Nabi Sulaiman yang tersenyum gara-gara ia mampu mendengar perkataan seekor semut. 

فَتَبَسَّمَ ضَاحِكًا مِّن قَوْلِهَا وَقَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِىٓ أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ ٱلَّتِىٓ أَنْعَمْتَ عَلَىَّ وَعَلَىٰ وَٰلِدَىَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَٰلِحًا تَرْضَىٰهُ وَأَدْخِلْنِى بِرَحْمَتِكَ فِى عِبَادِكَ ٱلصَّلِحِينَ 

"Maka dia (Sulaiman) tersenyum lalu tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa, “Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku mengerjakan kebajikan yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang shalih.” -- Terjemahan Sabiq Company


Kata ad-kha dan turunannya juga digunakan dalam beberapa cerita/konteks lain, sebagaimana disebut dalam QS. 53:43, 80:39, 9:82, 23:110, 43:47, 53:60, 83:29 maupun QS.83:34. Hanya saja, kesemua ayat tersebut tidak ada sangkut pautnya dengan peristiwa pengorbanan anak Ibrahim secara khusus, maupun kehidupan keluarga Ibrahim.  

Namun demikian, ada satu ayat QS. 11:71 yang merekam jejak ad-kha yang berkaitan dengan keluarga Ibrahim. 

"Wah menarik ini," gumamku. 

Setelah aku periksa, aku merasa ayat ini berkaitan dengan ayat sebelum dan sesudahnya. Yakni, seputar kabar gembira kelahiran Ishak yang disampaikan para malaikat yang mengunjungi Ibrahim dan istrinya. Cerita ini, jika perkiraanku benar, terekam oleh QS.11:69-76. 

Kisahnya demikian; beberapa malaikat mempir ke rumah Ibrahim. Mereka sedang dalam perjalanan menuju Nabi Lut (Kota Sodom).

"Salam," kata mereka.
"Salam juga," balas Ibrahim.

tak lama kemudian Ibrahim datang membawa suguhan daging anak sapi yang dipanggang. Namun sayangnya, makanan tersebut tidak sedikitpun dijawah oleh mereka. Ibrahim curiga dan merasa takut; kuatir, mereka datang untuk menghukumnya.

"Ibrahim, jangan takut! Sesungguhnya kami diutus kepada kaum Lut (untuk menghancurkan mereka)," kata mereka.

Jawaban ini rupanya melegakan Ibrahim dan istrinya. Sang istri berdiri dan tersenyum (fadhakhikat, derivasi dari kata ad-kha). Kemudian mereka menyampaikan kabar gembira tentang kelahiran Ishaq dan setelah Ishaq akan lahir Ya'qub (putra Ishaq).

“Sungguh mengherankan! Mungkinkah aku akan melahirkan (anak) padahal aku sudah tua dan suamiku ini sudah renta? Sesungguhnya ini benar-benar sesuatu yang ajaib (qâlat yâ wailatâ a alidu wa ana ‘ajûzuw wa hâdzâ ba‘lî syaikhâ, inna hâdzâ lasyai'un ‘ajîb),” kata istri Ibrahim, sangat mungkin ia adalah Sarah. 

Aku membayangkan ia mengatakan ini sembari tertawa tak percaya, persis seperti kita yang akhirnya lolos seleksi setelah puluhan kali mengirimkan surat permohonan tak berbalas.

Respon Sarah ini, yang juga tercatat dalam Kejadian 18:11-15, rupanya membuat mereka, para malaikat, balik bertanya secara retoris kepada Sarah dan Ibrahim, "Apakah engkau merasa heran dengan ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat dan berkah Allah (yang) dicurahkan kepada kamu, wahai ahlulbait! Sesungguhnya Dia Maha Terpuji lagi Maha Mulia.”

Jawaban malaikat tak pelak menghilangkan rasa takut Ibrahim. Setelah lebih tenang, bapaknya Ismail dan Ishak ini selanjutnya berdiskusi dengan mereka seputar rencana penghancuran kota Sodom. 

***

Ketika aku mengabari temuanku ini kepada pasanganku, ia tak sepenuhnya percaya sampai aku bacakan rentetan ayat--ayat al-Quran seputar kisah ini.

"Kamu ternyata masih bisa baca Quran ya," katanya tersenyum. Aku meringis sambil membatin, "Anyiiiiing"

Lebih jauh aku mengatakan pada pasanganku, bahwa Sarah dan Ibrahim adalah contoh konkrit keberhasilan dalam menghadapi kemandulan. Siapapun perempuan, kataku, yang belum dianugerahi momongan padahal ia sangat ingin untuk itu, maka ia perlu meminta Tuhan dengan perantara Sarah dengan cara membaca al-Fatihah 7 kali kepada perempuan ini setiap hari. Serta, jangan lupa bersedekah/memberi makan kepada mereka yang membutuhkan. 

Kita tidak tahu dengan cara seperti Tuhan akan mendengar doa kita serta bagaimana kita akan meresponnya.

"Bisa jadi kita akan meresponnya seperti Sarah, yang tertawa, setengah tak percaya, atas jawaban Allah," kataku pada Amiroh. 

Maka, Idul Adha bagiku, selain untuk menselebrasi ketidakjadian rencana penyembelihan salah satu anak Ibrahim, kita bisa memaknainya pula secara alternatif; yakni perasaan syukur atas tertawanya Sarah karena doanya agar dikaruniai momongan dikabulkan Gusti.(*)

***

ضَحِكَ, https://lexicon.quranic-research.net/data/15_D/022_DHk.html
Genesis 18:12-15, https://www.bible.com/bible/compare/GEN.18.12-15
https://tafsir.app/11/71
https://quran.nu.or.id/hud
https://gtaf.org/apps/quran/

No comments:

Post a Comment