Sebelum aku menemukan tulisan Mustafa Akyol, "Away in a Manger... Or Under a Palm Tree?" terbit 7 tahun lalu di The New York Times, aku bertanya-tanya kenapa al-Quran menarasikan kelahiran Yesus (Isa) di padang pasir, di bawah pohon kurma -- jauh berbeda dengan narasi utama yang dipahami mayoritas pengikut Kristus.
Tak banyak orang Islam yang mampu menjelaskan kenapa al-Quran menginformasikan seperti itu. Rata-rata mereka bersikap; demikianlah, itu sudah menjadi kehendak Allah dan, itu sebabnya, dijamin kebenarannya.
Sikap seperti ini perlu kita hormati seperti halnya kita menghormati mereka yang terus mengejar misteri kenapa al-Quran memiliki narasi tersendiri seputar kelahiran Yesus di padang pasir dan di bawah pohon kurma.
Menurut Akyol, Yesus adalah sosok fenomenal yang menginspirasi miliaran orang. Tak jarang sosok fenomenal kerap kali diselimuti oleh keragaman narasi atas dirinya, yang kadang terasa kontradiktif satu dengan lainnya, termasuk dalam hal kelahiran. Misalnya, Kristen Ortodoks melakukan Natal 7 Januari ketimbang arus umum 25 Desember.
Kefenomenalan ini membuat al-Quran mengapresiasi kelahiran Yesus dengan caranya sendiri. Menurut penelusuran Akyol, cerita kelahiran Yesus di gurun pasir pernah disinggung dalam Protoevangelium of James -- Injil yang berstatus pinggiran, aphocryphal -- "tidak lolos seleksi" untuk dimasukkan dalam Perjanjian Baru.
Menurut injil ini, Yesus lahir di suatu tempat di padang pasir, semacam gua, antara Bethlehem dan Yerussalem. Yusuf meninggalkan Maria untuk mencari bantuan ke arah Bethlehem. Maria dijaga dua anak laki-lakinya.
Injil ini tidak diketahui oleh Kekristenan Barat hingga abad 16. Namun bagi Kekristenan Timur, injil ini sudah dikenal dan memiliki pengaruh di kalangan mereka. Bahkan Gereja Chora di Istanbul kabarnya memiliki penggambaran indah seputar injil ini.
Dalam al-Quran, saat mengandung bayi Yesus, Maryam digambarkan memilih mengasingkan diri ke tempat yang jauh dan digambarkan sedemikian payah. Rasa sakitnya sedemikian hebat hingga memkasanya bersandar di pohon kurma.
Melalui Jibril, Allah mengabari Maryam agar tidak perlu kuatir; ada aliran sungai kecil di bawah kaki Maryam.
"Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya (pohon) itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu. Maka makan, minum dan bersenanghatilah engkau. Jika engkau melihat seseorang, maka katakanlah, 'Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pengasih, maka aku tidak akan berbicara dengan siapa pun pada hari ini.'" Kata Allah dalam QS 19:25-26.
Beberapa sarjana, menurut Akyol, mengaitkan narasi kelahiran Yesus di bawah kurma kepada The Infancy Gospel of Matthew -- dokumen yang lagi-lagi berstatus apocryphal. Lebih jauh, pun, peristiwa Maryam dan pohon kurma terjadi setelah Yesus lahir, bukan sebelumnya.
Tanpa patah semangat, Akyol terus mencari tahu. Sekitar 1992, saat melakukan proyek perluasan jalan dari Yerusalem ke Bethlehem, pemerintah Israel menemukan reruntuhan lama Gereja Byzantine bernama Kathisma of the Theotokos (Kursi Bunda Allah). Menurut legenda, gereja ini dibangun di atas batu di mana Bunda Maria pernah beristirahat dalam perjalanan menuju Mesir. Injil Matius, menurut Akyol, mencatat kejadian ini setelah Yesus lahir.
Namun demikian beberapa sarjana, Akyol menambahkan, menyatakna generasi awal kekristenan meyakini tempat tersebut sebagai lokasi kelahiran Yesus -- yang nampaknya sejalan dengan klaim Protoevangelium of James maupun "tempat yang jauh"-nya Al-quran.
Beberapa peziarah gereja tersebut kabarnya juga pernah menceritakan adanya "air suci" yang memancar dari batu tersebut. Para arkeolog, secara mengagetkan, juga menemukan beberapa mosaik, salah satunyanya menarasikan " lo and behold — a palm tree laden with dates! (Lihatlah, itu pohon kurma yang berbuah banyak).
Seorang profesor studi agama-agama dari Universitas Oregon, Stephen J. Shoemakers, bahkan menyatakan, "this is almost certainly a representation of the date palm from which the Virgin Mary was miraculously fed."
Secara keseluruhan, pesan apa yang sebenarnya ingin disampaikan oleh narasi ini? Entahlah. Apakah Yesus lahir di palungan, gua, kandang domba, bawah pohon kurma atau di mana? Sejujurnya, aku tidak tahu.
Aku mengamini Mustafa Akyol; bahwa Yesus adalah sosok besar, sosok fenomenal dan fantastik yang menginspirasi banyak sekali orang melalui ajarannya. Kitab suciku sangat mengapresiasi sosoknya, dengan caranya yang unik.(*)
** KA Bangunkarta
Sumber: https://www.facebook.com/1561443699/posts/pfbid034tZhzRY9PZ5VMK3vEQeLNK52X6uASE83oDyfe8XvkqPeS9eZb1DnAUTpX6VMMx8Pl/?app=fbl